Wellcome to my blog

Jumat, 24 April 2015

HASIL PENGAMATAN USAHA KREATIF LOKAL

Pengusaha Tempe Yang Sukses Dengan Ide Kreatif 

Di usia muda Muhammad Rusyad Isnadi (34) sudah mencatat kesuksesan sebagai pengusaha. Berkat tempe mentega produksinya, ia bisa mendapat keuntungan minimal Rp 400.000 per hari. Tak aneh ia tidak tertarik lagi menjadi pegawai negeri.

Isnadi, warga Dusun Wiyoro, Baturetno, Banguntapan, Bantul, memulai usahanya setelah gempa dahsyat melanda wilayah Daerah Istimewa Yogjakarta (DIY) pada tahun 2006. Sebelumnya, ia malang melintang menjadi tenaga pemasaran bahan pokok ke pasar-pasar.
Bosan menjadi tenaga pemasaran yang terus bergerak ke seluruh pasar, ia ikut bekerja di tempat adiknya.
”Saya ikut membuat tempe di tempat adik karena bingung mau kerja apa,” katanya saat ditemui di tempat usahanya beberapa waktu lalu.
Setelah cukup menguasai teknik pembuat tempe kedelai, Isnadi memutuskan membangun usaha sendiri.
”Kalau lama-lama ikut di tempat adik saya, takut menjadi beban. Jadi, mending buka usaha sendiri. Keputusan itu saya ambil setelah saya yakin bisa membuat tempe sendiri,” ujarnya.
Seperti yang lazim terjadi, awal usaha adalah masa-masa tersulit. Ia harus memasarkan tempe sendiri ke pasar-pasar.
Dari setiap tiga orang yang ditawari paling hanya satu yang mau menerima titipan tempe. Meski banyak ditolak, ia tidak menyerah.
”Pengalaman bekerja sebagai tenaga pemasaran membuat saya tidak kecil hati meski ditolak banyak penjual. Yang penting jangan malu menawarkan. Ternyata prinsip saya itu membuahkan hasil,” katanya.
Selama dua tahun membuat tempe, usaha Isnadi tidak mengalami perkembangan berarti. Kondisi tersebut membuatnya penasaran.
Ia bermimpi memiliki usaha tempe yang sukses. Suatu ketika ia menceritakan kondisinya itu kepada seorang teman.
”Teman saya menyarankan agar saya mencoba mencampur tempe dengan mentega. Idenya memang konyol, tetapi akhirnya saya coba,” katanya.
Lebih gurih dan lezat
Mentega ditambahkan saat proses peragian tempe. Berkat tambahan mentega, tempe kedelai Isnadi menjadi lebih gurih dan lezat.
Respons pasar pun sangat positif. Permintaan terutama datang dari warung-warung makan di sekitar kos-kosan mahasiswa dan penjual gorengan.
Kini, setiap hari Isnadi memproduksi 6 kuintal kedelai. Dari jumlah tersebut diperoleh sekitar 2.200 potong tempe seharga Rp 3.000 per potong.
Dibandingkan dengan tempe lain, harga produksi tempe Isnadi lebih mahal. ”Kalau tempe lain paling dijual sekitar Rp 2.000 per potong. Meski lebih mahal, ternyata permintaannya justru naik terus,” katanya.
Omzet Isnadi per hari Rp 4 juta-Rp 5 juta. Dia harus mengerahkan 31 karyawannya yang sebagian besar adalah tetangga sekitar rumahnya. Penyerapan tenaga kerja yang cukup tinggi membuat Isnadi disenangi para tetangganya.
Untuk urusan penjualan, Isnadi memiliki 19 tenaga pemasaran. Mereka diberi kelonggaran mengambil keuntungan sampai 10 persen dari harga jual. Mereka juga menerima uang bensin Rp 2.500 per hari dan uang penggantian oli setiap bulan.
”Tingginya permintaan membuat kami kewalahan memasok ke pasar-pasar tradisional. Para tenaga pemasaran sudah memiliki pelanggan tetap, yang sebagian besar berupa rumah makan,” katanya.
Proses rumit
Menurut Isnadi, proses pembuatan tempe tergolong rumit. Pertama, kedelai harus direndam dulu baru kemudian direbus. Hasil rebusan selanjutnya digiling dengan mesin khusus agar teksturnya menjadi lembut. Setelah itu, kedelai kembali direndam selama semalam baru dicuci dan direbus lagi.
”Proses terakhir adalah pengeringan serta pemberian ragi dan mentega. Peragian menjadi proses paling sulit. Jika takaran raginya tidak pas, tempe bisa membusuk,” kata pria lulusan SMA tersebut.
Dia mengatakan, saat musim kemarau dengan terik matahari yang lumayan, pemberian ragi biasanya dikurangi karena suhu udara cukup panas. Sebaliknya saat musim hujan, ragi diperbanyak.
”Kalau sudah busuk, tempenya harus dibuang karena tidak bisa dijual lagi,”ujarnya.
Untuk membuat tempe, Isnadi menggunakan kedelai impor karena harganya lebih murah, yakni Rp 4.800 per kilogram. Kualitasnya juga lebih bagus.
”Kedelai lokal harganya berkisar Rp 5.500 per kg dan kualitasnya tidak bagus. Kedelai lokal lebih bagus kalau dibuat tahu,” katanya.
Kapasitas produksi tempe Isnadi naik-turun seiring dengan ketersediaan tenaga kerjanya. Biasanya, produksi akan turun hingga 50 persen pada saat hari raya, seperti Lebaran, karena sebagian besar perajin tempe pulang kampung. Sebagian besar dari mereka dari Pekalongan, Jawa Tengah.
”Stok tempe di pasar akan berkurang drastis karena perajin libur untuk pulang kampung. Sebenarnya saya bisa saja menambah produksi sampai 100 persen, tetapi kapasitas mesin dan tenaga yang ada tidak mencukupi,” katanya.
Berkat tempe mentega, Isnadi sudah mampu membeli mobil, membangun rumah dan lokasi usaha. Ia berharap usahanya bisa diteruskan anaknya kelak.
”Saya mulai terapkan pemahaman supaya anak tidak terpaku menjadi pegawai. Menjadi wiraswasta asal ulet dan rajin, hasilnya jauh lebih menguntungkan,” katanya.
Sikap dan pandangan Isnadi yang pantas diikuti banyak anak muda lainnya di negeri ini. Menjadi wirausaha pun bisa lebih menguntungkan dan dapat memberikan lapangan kerja bagi banyak orang.

Rabu, 22 April 2015

PENGUSAHA PECEL LELE LELA

                         FRANCHISING SUKSES DI INDONESIA

PECEL LELE LELA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
Franchising (pewaralabaan) pada hakekatnya adalah sebuah konsep pemasaran dalam rangka memperluas jaringan usaha secara cepat. Dengan demikian, franchising bukanlah sebuah alternatif melainkan salah satu cara yang sama kuatnya, sama strategsinya dengan cara konvensional dalam mengembangkan usaha. Bahklan sistem franchise dianggap memiliki banyak kelebihan terutama menyangkut pendanaan, SDM dan managemen, keculai kerelaan pemilik merek untuk berbagi dengan pihak lain. Franchising juga dikenal sebagai jalur distribusi yang sangat efektif untuk mendekatkan produk kepada konsumennya melalui tangan-tangan franchise.
Perkembangan industri waralaba di Indonesia telah terus berkembang semenjak tahun 2004. Hal ini ditandai dengan meningkatnya  minat investasi dari masyrakat terhadap industri waralaba ini. Semenjak tahun 2004 peningkatan usaha waralaba di Indonesia juga meningkat secara signifikan. Industri waralaba ini berdasarkan kategori juga terus mengalami perkembangan, mulai dari makanan dan minuman, pendidikan, apotek, jasa laundry, dan kebutuhan perkantoran hingga jasa rental kendaraan dan masih banyak lagi.
Berdasarkan paparan diatas, maka disini kami mengambil salah satu Perusahaan Franchising yang sukses di Indonesia dari kategori makanan, yakni Pecel Lele Lela. Banyak ayam goreng yang lebih enak dari KFC dan Mcdonald, tapi mengapa hanya mereka yang berkembang pesat. Banyak kopi yang lebih enak dari Starbucks dan lainnya, tapi mengapa hanya mereka yang berkembang pesat. Banyak kripik singkong yang lebih enak dari Maicih, tapi mengapa hanya mereka yang berkembang pesat. Banyak pecel lele yang lebih enak dari pecel lele lela, tapi mengapa pecel lele lela yang berkembang pesat, Banyak jaket yang lebih bagus dari J-fleece, tapi mengapa hanya mereka yang berkembang pesat. Dan masih banyak lagi jenis-jenis usaha yang sukses.
Setelah mereka mencapai kesuksesan yang terjadi adalah banyaknya yang mengikuti dan meniru mereka, yang berbeda hanyalah mereknya saja. Contoh dengan kesuksesan maicih, banyak sekali muncul merek merek baru dengan produk yang dijual sama – sama kripik singkong. Maka, merek-merek tersebut pun tidak bertahan lama dan sulit untuk mengikuti jejak maicih. Atau seperti Pecel lele lela, banyak kini yang mengikuti jejaknya dengan berjualan pecel lele di pinggiran jalan dengan bervariasi nama usaha tersebut. Tapi tetap saja belum bisa menandingi kualitas Pecel lele lela yang kini akan mulai membuka cabang di luar Indonesia. Oleh karena itu, kami memilih Pecel lele lela sebagai salah satu franchis sukses di Indonesia dalam kategori makanan.
1.    1.2 TUJUAN
Dalam usaha Pecel lele lela, mereka memiliki Visi dan Misi dalam menjalankan usaha tersebut, yakni :
A    A.     Visi
1     1.      Menjadi Brand Nasional dan Pemimpin pasar usaha pecel lele modern di Indonesia
2     2.      Menjadi Brand Nasional kebanggaan Indonesia, dan memberikaan manfaat yang seluas-luasnya bagi seluruh                      masyarakat, mitra usaha dan karyawan
3     3.      Membawa makanan tradisional khas Indonesia pada dunia internasional

B     B.     Misi
1      1.      Menyediakan berbagai variasi produk hidangan lele yang enak dan unik
2      2.      Memberikan kualitas pelayanan yang sangat baik, dengan mengutamakan QSV = Quality, Service & Value
3     3.      Senantiasa berinovasi dan meningkatkan kualitas pelayanan untuk memaksimalkan kepuasan pelanggan dan mitra            usaha
       Dari visi misi itulah mereka jadikan pula itu sebagai acuan dalam tujuan perusahaan pecel lele lela berdiri.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 SEJARAH BERDIRINYA
Pada awalnya Pecel Lele Lela berdiri atas usaha dari seorang karyawan yang telah di PHK dari kantornya seorang yang bernama Rangga Umara adalah pemilik sekaligus perintis awal berdirinya Pecel Lele Lela. Pada tahun 2006  Rangga Umara mengembangkan ide usaha makanan. Dimana pecel lele merupakan makanan yang cukup dikenal oleh masyarakat Indonesia. Ditambah bahan baku lele itu sendiri mudah didapat dan penjualannya sangat tinggi. Pecel Lele Lela telah di akui sebagai usaha makanan paling inovatif dengan bahan baku asal yaitu lele yang telah dijamin berkualitas baik dan sesuai standar SOP. Dinamakan pecel lele lela merupakan singkatan dari Pecel Lele Lebih Laku atau logo dari pecel lele lela ini menyerupai logo starbucks coffe. Pada awalnya penggunaan logo ini sempat membuat starbucks coffe tidak senang namun masalah ini bisa diselesaikan dengan cara damai. Namun pada akhirnya juga walaupun sempat mendapat teguran tidak membuat menurutnya perkembangan pecel lele lela. Sesuai juga dengan mottonya :”Bersama Kami Pecel Lele Akan Mendunia”. Sekarang perkembangan dari usaha lele yang pada awalnya hanya dijual di kaki lima telah merambah ketempat yang komersil dan mudah dijangkau masyarakat. Dengan sekarang omzet penjualan yang mencapai 1,8 Miliyar perbulan, dan kini Pecel Lele Lela telah memiliki lebih dari 32 cabang outlet di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Bali, Makassar, Purwokerto dan Palembang.Serta akan juga dibangun di Mekkah, Singapura dan Malaysia.
2.2 KEGIATAN PERUSAHAAN
Dalam kegiatan perusahaan pecel lele lela telah banyak melakukan kegiatan, diantaranya :
        A.     Motif Perusahaan Bisnis
Motif merupakan suatu alasan suatu orang atau perusahaan untuk melakukan sesuatu baik untuk mencari keuntungan maupun sosial.
Sedangkan motif bisnis yang dilakukan pecel lele lela adalah dengan memberikan promosi kepada konsumen yang sedang berulang tahun dan memberikan promosi makan gratis seumur hidup kepada konsumen yang bernama lela dengan hanya menunjukkan ktp saja                                                                                                                                                  B.     Jenis Kerjasama Perusahaan
Seperti yang telah ditulis pada bab awal jenis kerjasama yang dipakai pada pecel Lele Lela adalah jenis kerjasama waralaba.
System waralaba artinya suatu hak-hak untuk menjual suatu produk atau jasa maupun layanan. Sedangkan menurut versi pemerintah Indonesia, yang dimaksud dengan waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak memanfaatkan dan atau menggunakan hak dari kekayaan intelektual (HAKI) atau pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa.
C.       Jenis Pemasaran Perusahaan
Jenis pemasaran yang dilakukan oleh manajemen pecel lele lela cukup efektif dengan menggunakan logo yang mirip dengan logo starbucks coffe memberikan kemudahan konsumen dalam mengingat produk pecel lele lela, selain itu pemasaran juga dilakukan dengan memasang billboard di beberapa jalan, memasang iklan di beberapa radio kota, serta menggunakan media social. Ini cukup menarik banyak konsumen untuk datang dan merasaka  sensasi yang berbeda dalam makan lele.
D.     Pelayanan Perusahaan
Pelayanan yang diberikan oleh pecel lele lela mencakup pemesanan langsung oleh konsumen dengan mendatangi outlet yang ada. Atau dengan delivery order yaitu dengan layanan pemensanan antar antara petugas ke konsumen. Konsumen haya dengan menelepon ke outlet terdekat dan memesan menu apa saja yang akan dipesan, maka petugas akan mengantarkan ke lokasi yang sesuai dengan pesanan konsumen tersebut.
2.3 PROSES PERUSAHAAN
Dalam pecel lele lela terdapat proses dalam perekrutan karyawan, diantaranya :  
 A.     Proses Kerja Perusahaan
Proses kerja perusahaan artinya prosedur kerja perusahaan dalam mengelola permintaan bisnis.                                                                   B.    Sistem Kerja Perusahaan Bisnis
Seperti yang telah saya tulis di atas bahwa perusahaan Pecel Lele Lela menggunakan system kerjasama waralaba. System kerja sama waralaba adalah suatu ikatan pengaturan hukum dan usaha oleh pemilik perusahaan (franchisor) dengan memberikan atau menjual hak ke pihak penerima waralaba (franchisee) untuk menjual produk merk dagang dan atau jasa pemberi waralaba tersebut dengan aturan, tatacara, prosedur dan criteria yang telah disepakati bersama dalam kontrak kerja yang telah disetujui oleh kedua belah pihak.    
 C.    Struktur Organisasi Perusahaan
Karena mengingat ukuran yang belum terlalu besar maka struktur organisasi Pecel Lele Lela dibuat satu level di bawah manajer restoran agar pengawasan lebih efektif dan efisien. Tujuan  struktur  organisasi  adalah untuk  menciptakan  koordinasi,  komunikasi,  dan  kerja  sama  yang  baik  di  antara pelaksanaan organisasi,  agar  dapat  menunjang  dan  mencapai  tujuan  perusahaan                       D.     Pendeskripsian Struktur Jabatan
Tim manajemen restoran Pecel Lele Lela berjumlah 9 orang, yaitu dua  orang pemilik perusahaan, satu orang manajer, enam orang  karyawan  yaitu  pada  dua orang waiters, satu orang kasir, dua orang kasir, satu orang staf  pengantar. Masing-masing staf mempunyai spesifikasi pekerjaan sesuai tugas dan  tanggung jawabnya. Spesifikasi pekerjaan ini dilakukan untuk memudahkan  dalam melakukan pekerjaan, efektivitas dan juga optimalisasi dalam melakukan  pekerjaan. Adapun tugas dan fungsi dari masing-masing bagian pada struktur organisasi Pecel Lele Lela adalah sebagai berikut: 

1) Pemilik / Franchisee
Pemilik karena memiliki hak yang kuat atas restoran Pecel Lele Lela di  Bogor maka pemilik melakukan pemeriksaan pembukuan, keuangan serta segala  tindakan yang dijalankan oleh manajer restoran. Pemilik juga memiliki hak untuk memberhentikan karyawan apabila melalaikan kewajiban-kewajibannya. Pemilik tidak diwajibkan selalu ada setiap hari pada restoran Pecel Lele Lela di Bogor  dikarenakan kesibukannya mengurus bisnis yang lainnya.
2) Manajer Restoran
Manajer restoran bertanggung jawab atas kelancaran administrasi dan  operasional serta mengkoordinir segala keselarasan kegiatan di unit restoran dan  dapur dari segala aspek operasionalnya, termasuk juga terhadap pengontrolan  pembiayaan dari target hasil usaha yang selaras dengan tujuan perusahaan.
3) Chef (Koki)
Chef bertanggung jawab atas persediaan makanan sesuai dengan kebutuhan dan  keinginan menu, maupun staf berdasarkan resep standard dan biaya pembuatan  makanan yang telah dianggarkan.
4) Delivery Crew (Staf Pengantar)
Delivery crew bertugas mempersiapkan perlengkapan delivery dan kondisi motor  dalam keadaan baik, memastikan bahwa makanan yang dibawa sesuai pesanan  konsumen, dan membuat laporan keluhan konsumen.
5) Waiter/waiteress (Pelayan)
Waiter/waiteress  bertanggung jawab atas tugasnya dalam menyiapkan susunan  meja yang rapih dan memberikan pelayanan dalam penghidangan makanan dan  minuman secara ramah, sopan dan efisien terhadap konsumen yang datang ke  restoran sesuai standar pesanan dari konsumen.    
 D.   Status Karyawan
Karyawan adalah mereka yang bekerja di suatu peruahaan bisnis atau organisasi dan menerima upah atau gaji. Status karyawan di Pecel Lele Lela adalah karyawan lepas artinya mereka bekerja berdasarkan waktu tertentu.

2.4 KEUANGAN PERUSAHAAN
Mimpi Rangga Umara, pemilik Pecel Lele Lela menjadi pengusaha sukses akhirnya benar-benar terwujud. Ia kini memiliki 92 outlet Pecel Lele Lela di Jakarta, Bandung, dan kota lainnya di Indonesia. Keuntungan yang diraihnya pun mencapai milyaran rupiah per bulan.
Namun apa yang diraihnya kini  bukanlah tanpa proses. Lima tahun lalu, Rangga memutuskan untuk berhenti sebagai karyawan salah satu perusahaan di Jakarta. Sarjana Informatika dari salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Bandung ini memutuskan untuk menjadi pengusaha pecel lele. Langkah awal Rangga adalah menemukan nama bagi calon bisnis barunya tersebut. Ia menamakannya Pecel Lele Lela. Lela sendiri bukanlah nama istri atau anaknya, melainkan doa yang berarti Lebih Laku.
Menurutnya, nama itu dibuat dengan pikiran, bagaimana kalau usahanya nanti ramai dan orang mengantri untuk makan di restorannya nanti. Pengusaha kelahiran 3 Januari 1979 ini pun mencari tukang masak dan menyewa sebuah tempat berukuran 2 x 2 meter dengan biaya sewa sebesar Rp. 250 ribu per bulan.
Modal yang digunakan tidak kurang dari Rp. 3 juta yang didapat dengan meminjam akepada orangtuanya. Pada hari pertama jualan, keuntungan Pecel Lele Lela hanya Rp. 20 ribu, begitupun hari kedua, ketiga, dan hari ke-22 untungnya hanya bertambah sedikit. Hingga bulan ke lima, hasilnya pun sama saja, bahkan minus. Dengan uang seadanya, Rangga memutuskan pindah tempat. Saat itu, ia membuat gerakan warung sepi di kawasan yang lebih strategis. Ia pun mendatangi pemilik warung sepi untuk diajak kerja sama. Setelah bernegosiasi dengan pemilik warung, akhirnya pemiliki warung mengajak Rangga menerapkan sistem setoran sebesar satu juta per bulan. Ia menyetujuinya, warung sepi itu kemudian didesain sedemikian rupa dan diberi poster.
Selama satu bulan dikelola, hasilnya pun ibarat langit dan bumi. Rangga langsung meraup untung  Rp. 3 juta per bulan. Semangat Rangga untuk mengubah hidupnya pun semakin menjadi-jadi. Rangga merencanakan menambah keuntungannya dengan membuka 10 cabang dalam satu tahun. Kemudian 100 cabang dalam lima tahun. Ia berharap dengan 10 cabang tersebut akan mendapat keuntungan Rp. 100 juta juta per bulan.

2.5 HASIL PERUSAHAAN
Pecel Lele Lela pun terus berkembang.  Tak sampai lima tahun, keuntungannya mencapai Rp. 8.2 milyar per bulan.
Mimpi Rangga Umara, pemilik Pecel Lele Lela menjadi pengusaha sukses akhirnya benar-benar terwujud. Ia kini memiliki 92 outlet Pecel Lele Lela di Jakarta, Bandung, dan kota lainnya di Indonesia. Keuntungan yang diraihnya pun mencapai milyaran rupiah per bulan. Kini Rangga berencana mengembangkan sayapnya di berbagai negara seperti Malaysia, Singapura, Jedah, juga Australia

BAB III

KESIMPULAN

Dari penulisan diatas dapat disimpulkan bahwa Franchise adalah pemberian sebuah lisensi oleh seseorang (franchisor) kepada pihak lain (franchise).lisensi tersebut memberi hak kepada  franchise  untuk menggunakan merek dagang  franchisor dan seluruh elemen yang diperlukan untuk menjalankan  bisnisnya dengan dasar-dasar yang telah ditentukan sebelumnya.
Perusahaan waralaba dapat memberi kita keuntungan yang cukup besar seperti halnya perusahaan bisnis Pecel Lele Lela yang merupakan pelopor lele modern di Indonesia. Dengan sejumlah kreasi unik dari menunya, Lele Lela mampu mendongkrak gengsi lele. Kita bisa mendapatkan menu dengan harga yang cukup terjangkau. Kita juga mendapatkan beberapa kelebihan Pecel Lele Lela, diantaranya :
Lokasi yang mudah dijangkau, berada di tepi jalan utama dan berada di sekitar lingkungan tempat tinggal mahasiswa membuat rumah makan ini selalu ramai, pelayanan dari para pramusaji yang ramah menjadi nilai tambah tersendiri, para karyawan selalu menyambut dengan salam secara bersamaan, baik ketika konsumen datang maupun konsumen pergi dan tempat yang bersih membuat nyaman kita dalam menyantap makanan.                           
Teknologi mempengaruhi tingkat kualitas pemasaran suatu produk, berawal dari manual menuju ke perkembangan online sangat dibutuhkan diera sekarang, guna mempermudah konsumen dalam medapatkan pelayanan yang baik. 


REFERENSI
BisnisUkm. Pengusaha Sukses Pecel lele lela.<http://bisnisukm.com/profil-pengusaha-sukses-Pecel lele lela.html.> 22 November 2013

Dampak positif dan negatif dari franchising Pecel lele lela bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia :
Dampak Positif Dari Franchising Bagi Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia
Dampak positifnya yaitu dengan adanya sistem franchising ini makin luasnya peluang lapangan kerja, dan dengan begitu setidaknya dapat mengurangi tingkat pengangguran yang ada di indonesia. serta membuka peluang bisnis bagi para masyarakat yang ingin membuka bisnis dengan modal relatif rendah.
Dampak Negatif Dari Franchising Bagi Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia
Banyak para pedagang kecil yang "gulung tikar" karena usahanya tidak laku akibat dari kalah bersaing dengan perusahaan waralaba tersebut.

Keuntungan usaha Franchising Pecel lele lela :
Keuntungan Dari Usaha Franchising
1.    Percepatan perluasan usaha, dengan modal relatif rendah
2.    Efisiensi dalam meraih target pasar melalui promosi bersama
3.    Terbentuknya kekuatan ekonomi dalam jaringan distribusi
4.    Menggantikan kebutuhan personel Franchisor dengan para operator milik Franchisee (slim organization)
5.    Pemilik outlet bermotivasi tinggi karena menyangkut pengembalian investasi dan keuntungan usaha
6. Pengalaman dan faktor sukses (pengalaman bisnis dengan franchising di Amerika dapat memberikan tingkat keberhasilan 93%, sedangkan bisnis biasa hanya memberikan tingkat keberhasilan sekitar 35%).
7.   Bantuan keuangan dari franchisor.
8.   Bisnis sudah terbangun dengan standarisasi mutu dan biaya produksi rendah.
9.   Kesiapan menajemen dengan bantuan manajemen dan teknik.
10. Memperoleh manfaat market research dan product development dan risiko gagal kecil.

Kerugian Dari Usaha Frinchising
1.    Kewenangan outlet di tangan Franchisee (kalau terlalu banyak ide merepotkan Franchisor)
2.    Perlu perubahan paradigma (paradigm shift) atas materi yang dijual
3.    Untuk membentuk sistem yang baku, perlu adanya proses yang lebih birokratis
4.    Program latihan franchisor terkadang jauh dari harapan
5.    Franchisor hanya sedikit memberikan kebebasan
6.    Berbagi keuntungan dan kurangnya pengendalian
7.    Untuk membentuk sistem yang baku, perlu adanya proses yang lebih birokratis.
8.    Perlu perubahan paradigma atas materi yang dijual dan kewenangan outlet di tangan franchisee.

Manfaat  dan kiatUsaha Franchising Pecel lele lela

Manfaat :                                                                                                                                                                                       1.      Memperkecil resiko kegagalan usaha.                                                                                                                             2.      Menghemat waktu, tenaga, dan dana untuk proses trial dan error.                                                                               3.      Memberi kemudahan dalam operasional usaha.
        4.   Pengunaan nama merek sudah lebih dikenal masyarakat.

Kiat Untuk Mempertahankan :
        1.   Berorientasi kepada suksesnya franchisee
        2.   Terus melakukan inovasi dan pengembangan.                                                                                                                                                                                     3.   Analisa bisnis yang dijalankan.                                                                                                                                      4.    Perencanaan masalah.
5       5.    Pemilihan lokasi yang tepat.

Analisis Perusahaan Pecel Lele Lela 
Kelebihan : 
        1.      Harganya standar dan terjangkau
        2.      Letaknya yang strategis berada tepat di pinggir jalan
        3.      Di dekat area lokasi banyak terdapat tempat-tempat les dan sekolah
        4.      Bagi pelanggan yang bernama lela hanya dengan menunjukkan KTP mendapatkan makan gratis
        5.       Konsumen yang tepat berulang tahun juga akan mendapatkan makan gratis dengan menunjukkan KTP
        6 .      Pelayanan yang ramah
        7.      Para karyawan selalu mengucapkan salam serempak kepada setiap konsumen yang datang  maupun setelah                          meninggalkan tempat
        8.      Tempatnya bersih tidak kotor

Kelemahan :
        1.      Tempatnya terlalu kecil dan sempit
        2.      Hanya tersedia satu wastafel dan kurang terawat  
        3.      Kurang kreatif dalam penataan ruang
        4.      Areal parkir kurang luas
        5.      Tidak tersedianya kamar mandi

Ancaman  
       1.      Banyaknya saingan di sekitar lokasi terutama tepat di depannya terdapat rumah makan yang juga menyajikan lele sebagai menu utamanya
        2.      Ketidaknyamanan tempat memungkinkan konsumen untuk tidak berlama-lama
        3.      Menu yang kurang bervariasi, sehingga konsumen sulit memilih menu  yang lain sesuai seleranya
        4.      Bahan dasar yang selalu terbuat dari ikan lele bisa membuat para konsumen merasa bosan
        5.      Lokasi yang terlalu dekat jalan membuat konsumen untuk parker
       6.      Kurang luasnya areal parker memungkinkan konsumen merasa malas untuk dating

Kekuatan :
       1.      Harga yang standar sehingga terjangkau bagi konsumen yang ekonominya sederhana
       2.      Ramahnya pelayanan serta salam yang di ucapkan secara serempak  menjadikan rumah makan pecel lele lela menjadi        unik dan menarik konsumen
       3.     Ucapan salam ketika konsumen datang selalu “Selamat Pagi” tidak peduli itu pagi , siang ataupun malam karna                 menurut rumah makan ini kata selamat pagi merupakan sumber kekuatan semangat
      4.      Cita rasa dari masakan yang memanjakan lidah para konsumen membuat konsumen merasa ingin kembali lagi

Peluang :
       1.      Apabila rumah makan ini tetap dengan harganya yang terjangkau memungkinkan usaha ini akan bertahan
       2.      Penempatan usaha dengan lokasi yang strategis juga dapat memberikan peluang yang besar
       3.     Penataan ruang lebih kreatif dan tersediaanya kamar kecil akan menambah kenyamanan sehingga makin banyak               konsumen yang datang
       4.     Bervariasinya menu-menu yang ada memungkinkan peluang bisnis rumah makan pecel lele lela dapat                                   semakin berkembang
       5.      Mengutamakan cita rasa tradisional yang berbahan dasar ikan lele dapat menambah menarik rumah makan ini
       6.      Dengan akses ke media televise rumah makan ini makin dikenal masyarakat luas
       Hal tersebut merupakan salah satu koreksi untuk perusahaan pecel lele lela. Apabila rumah makan ini dapat                        membenahi kekurangannya tidak menutup kemungkinan perusahaan pecel lele lela ini akan bertahan lama dan                  memperoleh keuntungan yang memuaskan. Dari perolehan keuntungan yang besar perusahaan pecel lele lela ini                dapat terus mengembangkan usahanya dengan membuka cabang lebih banyak lagi.